Selasa, 22 Maret 2016

MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF




MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF

Pengertian Model Pembelajaran Partisipatif.

Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning) ”merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran”. Pembelajaran partisipatif pada intinya dapat diartikan sebagai upaya atau cara pendidik untuk mengikut sertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang meliputi tiga tahap, yaitu tahap perencanaan program, pelaksanaan program dan penilaian program. Ketiga tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan penjelasannya sebagai berikut :

a. Tahap perencanaan (Program Planning) adalah keterlibatan peserta didik dalam kegiatan mengidentifikasi kebutuhan belajar, permasalahan, sumber-sumber atau potensi yang tersedia dan kemungkinan hambatan dalam pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan program (Program Implementation) adalah keterlibatan peserta didik dalam menciptakan iklim yang kondusif untuk belajar. Dimana salah satu iklim yang kondusif untuk kegiatan belajar adalah pembinaan hubungan antara peserta didik, dan antara peserta didik dengan pendidik sehingga tercipta hubungan kemanusiaan yang terbuka, akrab, terarah, saling menghargai, saling membantu dan saling belajar.

c. Tahap penilaian program (Program Evaluation) adalah keterlibatan peserta didik dalam penilaian pelaksanaan pembelajaran maupun untuk penilaian program pembelajaran. Penilaian pelaksanaan pembelajaran mencakup penilaian terhadap proses, hasil dan dampak pembelajaran.

Dalam dunia pendidikan banyak dijumpai berbagai model pembelajaran yang masing-masing berciri khas berbeda-beda, untuk mengidentifikasi bahwa suatu pembelajaran dikatakan menggunakan model pembelajaran partisipatif dapat diketahui melalui tingkat keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran dan kerjasama sosial antar peserta didik dan pendidik. Disamping itu terdapat indikator-indikator yang menunjukkan ciri-ciri model pembelajaran partisipatif seperti yang dikemukakan oleh E.Mulyasa dengan meminjam pemikiran Knowles, Dia menyebutkan indikator pembelajaran partsipatif, yaitu :

Jumat, 18 Maret 2016

METODE CONCEPT MAP



METODE CONCEPT MAP



Pengertian Metode Concept Map

Mind map/concept map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita. Mind map juga sangat sederhana.

Adapun yang dimaksud peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengidentifikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan pada konsep-konsep lainnya pada kategori yang sama. Agar pemahaman terhadap peta konsep lebih jelas, maka Dahar (1989) yang dikutip oleh Trianto, mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut:

1) Peta konsep atau pemetaan konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu bidang studi fisika, kimia, biologi, matematika. Dengan menggunakan peta konsep, siswa dapat melihat bidang studi itu lebih jelas dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.

2) Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi, atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan-hubungan proporsional nyata konsep-konsep.

3) Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama. Ini berarti ada konsep yang lebih inklusif dari pada konsep-konsep yang lain.

4) Bila dua atau lebih konsep digambarkan dibawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep tersebut.

Minggu, 13 Maret 2016

METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA



METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA


Pengertian metode pembelajaran tutor sebaya

Metode tersebut merupakan pembelajaran yang dilakukan dalam kelompok kecil dengan seorang peserta didik yang prestasinya lebih tinggi dalam kelompoknya itu memberi bantuan atau menjadi pendidik bagi peserta didik yang lain yang sekelompok. Karena dengan bantuan teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya juga lebih mudah dipahami, dan di antara mereka tidak ada rasa segan, rendah diri dan malu. Jadi proses belajarnya dapat berjalan lebih efektif.

Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Kelompok Kecil

Ciri-ciri kelompok, yaitu:
1) Mempunyai keanggotaan yang jelas.
2) Ada kesadaran kelompok
3) Mempunyai tujuan bersama.
4) Saling bergantung dalam memenuhi kebutuhan.
5) Ada interaksi dan komunikasi antar anggota.
6) Ada tindakan bersama.

Kamis, 10 Maret 2016

NUMBERED HEADS TOGETHER



NUMBERED HEADS TOGETHER



Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered head together (NHT) Pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Numbered Heads Together (NHT) merupakan suatu tipe model pembelajaran kooperatif yang merupakan struktur sederhana dan terdiri atas beberapa tahapan yang digunakan untuk mereview fakta-fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur interaksi diantara siswa.

Number Head Together merupakan suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas. Dalam mempresentasikan hasil diskusi semua siswa diberi nomor sehingga siswa harus terus mengikuti diskusi untuk menyelesaikan soal dan benar-benar menguasai jawaban. Karena setiap siswa mempunyai kemungkinan nomornya akan dipanggil oleh guru untuk mempresentasikan hasil diskusi.

METODE SOSIODRAMA




METODE SOSIODRAMA




Metode Sosiodrama adalah bentuk metode mengajar dengan mendramakan atau memerankan cara tingkah laku di dalam hubungan sosial. Metode Sosiodrama dapat memberikan penghayatan yang lebih luas kepada siswa terhadap materi pelajaran. Misalnya: dalam menerangkan bagaimana sikap teguh pendirian dan dermawan seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari dan lain sebagainya.

Metode sosiodrama dan bermain peran cocok digunakan bila mana :
a. Pelajaran dimaksudkan untuk menerangkan peristiwa yang dialami dan menyangkut orang banyak berdasarkan pertimbangan didaktis.
b. Pelajaran tersebut dimaksudkan untuk melatih siswa agar menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat psikologis.
c. Untuk melatih siswa agar dapat bergaul dan memberikan kemungkinan bagi pemahaman terhadap orangkain beserta permasalahannya.

Beberapa kelebihan dari metode sosiodrama, yaitu :
a. Melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian.
b. Metode ini akan lebih menarik perhatian anak, sehingga suasana kelas lebih hidup.
c. Anal-anak dapat menghayati suatu peristiwa, sehingga mudah mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri.

Selasa, 08 Maret 2016

METODE SMALL GROUP DISCUSSION



METODE SMALL GROUP DISCUSSION


Pengertian Metode Small Group Discussion

Small group discussion adalah proses pembelajaran dengan melakukan diskusi kelompok kecil tujuannya agar peserta didik memiliki ketrampilan memecahkan masalah terkait materi pokok dan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Small group discussion juga berarti proses penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara global dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah.

Small group discussion sebagaimana pembelajaran kelompok lainnya memiliki unsur-unsur yang saling terkait, yakni:
1) Saling ketergantungan positif (positive interdependence).
Cooperative learning menghendaki adanya ketergantungan positif saling membantu dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi diantara siswa.

2) Akuntabilitas individual (individual accountability)
Small group discussion menuntut adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan bahan belajar tiap anggota kelompok, dan diberi balikan tentang prestasi belajar anggotaanggotanya sehingga mereka saling mengetahui rekan yang memerlukan bantuan. Berbeda dengan kelompok tradisional, akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering dikerjakan oleh sebagian anggota. Dalam small group discussion, siswa harus bertanggungjawab terhadap tugas yang diemban masing-masing anggota.

3) Tatap muka ( face to face interaction )
Small group discussion menuntut semua anggota dalam kelompok belajar dapat saling tatap muka sehingga mereka dapat berdialog tidak hanya dengan guru tapi juga bersama dengan
teman. Interaksi semacam itu memungkinkan anak-anak menjadi sumber belajar bagi sesamanya. Hal ini diperlukan karena siswa sering merasa lebih mudah belajar dari sesamanya dari pada dari
guru.

METODE ROLE PLAYING



METODE ROLE PLAYING
 


Pengertian Metode Role Playing

Role-play adalah suatu aktifitas pembelajaran terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik. Role-play berdasarkan pada tiga aspek utama dari pengalaman peran dalam kehidupan sehari-hari:
1) Mengambil peran (Role-taking), yaitu tekanan ekspektasiekspektasi sosial terhadap pemegang peran, contoh: berdasar pada hubungan keluarga (apa yang harus dikerjakan anak perempuan), atau berdasar juga tugas jabatan(bagaimana seorang agen polisi harus bertindak)dalam situasi-situasi sosial.
2) Membuat peran (Role-making), yaitu kemampuan pemegang peran untuk berubah secara dramatis dari satu peran ke peran yang lain dan menciptakan serta memodifikasi peran sewaktu-waktu diperlukan
3) Tawar-menawar peran (Role-negotiation), yaitu: tingkat dimana peran-peran dinegosiasikan dengan pemegang-pemegang peran yang lain dalam parameter dan hambatan interaksi sosial.

Dalam Role-play, peserta melakukan tawar-menawar antara ekspektuasi-ekspektasi sosial suatu peran tertentu, interpretasi dinamika mereka tentang peran tersebut, dan tingkat dimana orang lain menerima pandangan mereka tentang peran tersebut. Sebagaimana peserta didik yang memiliki pengalaman peran dalam kehidupan biasanya dapat melakukan Role-play.

Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas pertemuan yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian. Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam pertunjukan dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran. Bermain peran memiliki beragam keuntungan yaitu tidak membutuhkan banyak biaya dan membuat seorang anak belajar untuk mempraktikkan sebuah perilaku atau keahlian.