Metode
Problem Solving
A. Pengertian Metode Problem
Solving
Kenyataan telah menunjukkan bahwa manusia
dalam segala hal selalu beusaha mencari efisiensi-efesiensi kerja dengan jalan
memilih dan menggunakan suatu metode yang dianggap untuk mencapai tujuannya. Demikian
pula halnya yang terjadi di lingkungan pendidikan, seorang guru selalu berusaha
memilih metode pengajarannya yang setepat-tepatnya yang dipandang lebih efektif
dari pada metode-metode lainnya sehingga kecakapan dan pengetahuan yang
diberikan oleh guru itu benar-benar menjadi milik murid.
Metode berasal dari kata meta dan hados.
Meta berarti melalui dan hados artinya jalan atau cara. Metode adalah
suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya
bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.
Metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan
dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Peranan metode mengajar
sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Melalui metode
diharapkan tumbuh berbagai kegiatan siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar
guru. Terciptanya interaksi edukatif ini, guru berperan sebagai penggerak dan
pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau yang dibimbing.
Proses interaksi ini akan berjalan baik jika siswa banyak aktif dibandingkan dengan
guru, karena metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan
kegiatan belajar siswa.
Metode Problem Solving merupakan
pelatihan peserta didik yang dihadapkan pada berbagai masalah suatu cabang ilmu
pengetahuan dengan solusinya. Metode ini dapat dikembangkan melalui teknik
simulasi, micro teaching dan critical incident (tanqibiyah).
Didalam
metode ini, cara mengasakan ketrampilan lebih dominan ketimbang pengembangan
mental intelektual, sehingga terdapat kelemahan, yakni perkembangan pikiran peserta
didik mungkin hanya terbatas pada kerangka yang sudah tetap dan akhirnya
bersifat mekanistik. Metode Problem Solving juga merupakan metode
pembalajaran yang mendorong siswa untuk memecahkan masalahmasalah tertentu.
Metode Problem Solving adalah
suatu teknik intruksional dimana dalam proses belajar mengajar siswa dihadapkan
pada suatu masalah. Bentuk pengajaran terutama memberi motivasi kepada siswa
untuk menyelidiki masalah-masalah yang ada dengan menggunakan cara-cara dan
ketrampilan ilmiah dalam rangka mencari penjelasan. Pengajaran ini untuk
mendorong siswa mengembangkan ketrampilan-ketrampilan penemuan ilmiah (scientific
problem solving). Pengajaran ini untuk menarik siswa menyelidiki sejumlah
informasi dalam rangka mencari pemecahan masalah serta untuk melatih siswa
mengembangkan fakta- fakta, membangun konsep-konsep dan menarik kesimpulan umum
atau teori-teori yang menerangkan fenomena-fenomena yang dihadapkan kepadanya.
Penggunaan metode Problem Solving dalam
proses belajar mengajar untuk melatih siswa melakukan berbagai macam aktivitas,
yaitu pengamatan, penyelidikan, percobaan, membandingkan penemuan yang satu
dengan yang lain, mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban atas pertanyaan
sendiri. Sehigga prestasi dari kegiatan itu siswa akan mendapatkan fakta-fakta
secara lengkap tentang objek yang diamati.
Berdasarkan berbagai devinisi tersebut
diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa metode Problem Solving adalah
suatu metode pembelajaran yang menitikberatkan pada suatu masalah akan tetapi
pemecahanya membutuhkan waktu yang panjang untuk mencari jawabannya.
B. Ciri-ciri
Pembelajaran Problem Solving
Menurut Udin Syarifudin dalam bukunya
yang berjudul Modelmodel Pembelajaran, mengemukakan bahwa ciri-ciri
pembelajaran Problem Solving adalah sebagai berikut :
1. Memiliki anggota kelompok yang bersifat
luwes
2. Waktu pertemuan bervariasi sesuai dengan
tingkat kesulitan kasus/masalah
3. Para peserta didik dihadapkan pada
suasana problemik
4. Para peserta dituntut untuk berbagi
evaluasi terhadap kasus dan memberi jalan melakukan tindakan.
Trianto dalam bukunya model-model
Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik menyebutkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan Problem Solving mempunyai ciri khusus,
yaitu :
1. Pengajuan pertanyaan atau masalah Pembelajaran
berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan
masalah yang dua-duanya secara social penting dan secara pribadi bermakna untuk
siswa. Mereka menunjukkan situasi kehidupan nyata, menghindari jawaban sederhana
dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu.
2. Berfokus antar keterkaitan disiplin Meskipun
pembelajaran berdasarkan masalah berpusat pada mata pelajaran tertentu, masalah
yang dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah
tersebut dari banyak mata pelajaran
3. Penyelidikan autentik Pembelajaran
berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk
mencari pemecahannyata terhadap masalah nyata.
4. Menghasilkan produk/pemecahan masalah Pembelajaran
berdasarkan masalah menuntuk siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam
bentuk karyanyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau
mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan, produk itu dapat
berupa transkip debat.
5. Kolaborasi Pembelajaran berdasarkan
masalah disirikan oleh seorang siswa yang bekerja sama antara satu dengan yang
lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil.
C. Tujuan
dan Manfaat Problem Solving
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan
dicapai. Dalam proses belajar mengajar tujuan akan menjadi pedoman yang memberi
arah kemana kegiatan belajar mengajar akan tercapai. Tujuan dirumuskan agar anak
didik memiliki ketrampilan tertentu yang dapat menunjang kegiatan belajar
mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai
tujuan pengajaran. Penggunaan metode Problem Solving yang digunakan oleh
seorang guru bertujuan agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari
serta meneliti pemecahan masalah itu sendiri, mencari sumber dan belajar
bersama didalam kelompok. Diharapkan juga siswa mampu mengemukakan pendapatnya,
berdebat, menyanggah dan memperhatikan pendapatnya, menumbuhkan sikap objektif,
jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan lain sebagainya.
Sistem pembelajaran ini bertujuan agar
prestasi belajar lebih mudah dihafal dan diingat, mudah ditransfer untuk
memecahkan masalah. Pengetahuan dan kecakapan anak didik dapat menumbuhkan
motivasi intrinsik, karena anak didik merasa puas atas ushanya sendiri.
Metode Problem Solving merupakan
suatu metode yang disusun oleh guru dalam proses belajar mengajar dengan tujuan
pelaksanaannya adalah mengarah pada peningkatan kemampuan baik dalam bentuk kognitif,
afektif maupun psikomotor guna untuk mencapai tujuan pendidikan. Penerapan
metode Problem Solving dalam pembelajaran dapat mampu mengembangkan rasa
keingintahuan dan keberanian berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.
Manfaat diterapkannya metode Problem Solving antara lain :
1. Merupakan suatu cara belajar siswa aktif
2. Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan
pengertian yang betul betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam
situasi lain
3. Akan meningkatkan potensi intelektual
siswa, karena siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan hal-hal yang
saling berhubungan melalui pengamatan dan pengalamannya sendiri.
4. Hasil yang diperoleh akan tahan lama
dalam ingatan dan tak mudah dilupakan karena penemuan-penemuan dan
penyelidikannya dilakukan sendiri.
5. Anak belajar berfikir analisis dan
memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam
kehidupan bermasyarakat.
6. Jika siswa telah berhasil dalam
penemuannya, ia akan memperoleh kepuasan intelektual, yang datang dari diri
siswa sendiri yang merupakan suatu hadiah intrinsik.
D. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Problem
Solving
Problem Solving adalah belajar mencari dan menemukan
jawaban sendiri. Sistem belajar mengajar dengan metode ini guru menyajikan bahan
pelajaran tidak dalam bentuk yang final, tetapi peserta didik diberi peluang
untuk mencari da menemukan jawabannya sendiri. Pembelajaran dengan Problem
solving membaca keinginan siswa untuk mengetahui dan belajar memecahkan
masalah secara mandiri serta memiliki ketrampilan berfikir yang logis, kritis
dan analisis.
Selama proses Problem Solving berlangsung
seorang guru mengajukan pertanyaan, memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan, menyanggah dan mempertahankan pendpatnya. Apabila yang diharapkan
guru belum tercapai, guru menggali pengetahuan awal siswa dengan cara memberi
pertanyaan sebagai umpan balik kepada siswa supaya siswa termotivasi menjawab
pertanyaan dari guru. Proses Problem Solving dapat dilaksanakan dengan
berbagai variasi dalam proses mengajar, antara lain dengan observasi, Tanya jawab
maupun diskusi, yang menuntut guru bertindak sebagai fasilotator, nara sumber,
dan penyuluh kelompok. Siswa didorong
untuk mencari pengetahuan sendiri.
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran Problem
Solving adalah sebagai berikut :
1. Orientasi siswa pada masalah Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan,
memunculkan fenomena atau cerita yang memunculkan masalah, memotivasi siswa
untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang disampaikan.
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar Guru
membantu siswa untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi tugas belajar yang
berhubungan dengan maslah tersebut.
3. Membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok Guru mendorong siswa untuk menggali informasi yang sesuai, melakukan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
4. Mengembangkan dan menyajikan prestasi
karya Guru membanytu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuia
dengan laporannya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
tugas mereka, dan proses-proses yang mereka gunakan.
Metode Problem Solving merupakan
komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode mangajar yang memajukan
cara berfikir, belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari
sendiri dan reflektif. Sehingga strategi ini dapat bervariasi bentuk dalam
berbagai cara, termasuk pengajaran ketrampilan menyelidiki dan memecahkan
masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Seorang guru
fiqih dapat menggunakan strategi Problem Solving dalam menyampaikan
materi dengan maksud supaya siswa mengetahui berbagai macam strategi yang ada dalam
pembelajaran.
Khusus metode Problem Solving siswa
diharapkan lebih paham dalam menguasai materi yang disampaikan guru. Model
metode ini memang efektif dan dibutuhkan dalam melaksanakan proses kegiatan
belajar dan mengajar fiqih, karena ada beberapa bagian yang tepat sekali untuk
digunakan. Sebagai contoh yaitu materi zakat yang pasti memerlukan metode ini,
karena dengan mencari dan menemukan teori harus juga mempertunjukkan akan lebih
mudah dan lebih cepat dipahami. Jika hanya teori saja tentunya akan lebih lama
dan kurang jelas.
Salah satu proses pembelajaran yang
selalu berkembang dengan aktivitas kehidupan nyata sehari-hari adalah
pembelajaran fiqih. Proses pembelajaran fiqih sebagai kegiatan dalam rangka
mencapai tujuan nasional, harus betumpu kepada upaya-upaya untuk menumbuhkan
rasa cinta tanah air, dan iklim belajar serta diharapkan dapat menumbuhkan rasa
percaya diri dan kreatif. Pada akhirnya nanti pendidikan akan mampu mewujudkan
sumber daya manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar