Jumat, 18 Maret 2016

METODE CONCEPT MAP



METODE CONCEPT MAP



Pengertian Metode Concept Map

Mind map/concept map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita. Mind map juga sangat sederhana.

Adapun yang dimaksud peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengidentifikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan pada konsep-konsep lainnya pada kategori yang sama. Agar pemahaman terhadap peta konsep lebih jelas, maka Dahar (1989) yang dikutip oleh Trianto, mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut:

1) Peta konsep atau pemetaan konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu bidang studi fisika, kimia, biologi, matematika. Dengan menggunakan peta konsep, siswa dapat melihat bidang studi itu lebih jelas dan mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.

2) Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi, atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan-hubungan proporsional nyata konsep-konsep.

3) Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama. Ini berarti ada konsep yang lebih inklusif dari pada konsep-konsep yang lain.

4) Bila dua atau lebih konsep digambarkan dibawah suatu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep tersebut.



Tujuan dan Manfaat Concept Map

Secara umum keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari efisiensi, keefektifan, relevansi dan produktivitas proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Efisiensi berkenaan dengan usaha yang relatif kecil dengan hasil yang optimal. Keefektifan berkenaan dengan jalan, upaya, teknik dan strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan secara cepat dan tepat. Relevansi berkenaan dengan kesesuaian antara apa yang dilaksanakan dengan apa yang seharusnya dilaksanakan. Produktivitas berkenaan dengan pencapaian hasil baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Peta konsep yang dikembangkan oleh seseorang akan tidak sama dengan peta konsep yang dikembangkan oleh orang lain, sebab dalam fikiran seseorang akan banyak konsep-konsep, dan konsep-konsep itu yang akan kita tuangkan secara individu. Neisser menjelaskan mekanisme proses perkembangan “kamus mental”. Komponen yang menentukan dalam proses ini adalah skemata seseorang. Skemata dikatakan sebagai “pengantisipasi” karena ia dipersiapkan menerima informasi dan mengolah informasi yang ada seperti konsep-konsep yang terdapat dalam fikiran seseorang. Skemata akan berubah manakala mendapat informasi baru, dan informasi itu merupakan bagian dari skemata. Manakala kita melihat dialog di TV banyak sekali konsep- konsep yang lahir dari pemikiran seseorang, akan tetapi kala kita simak dialog yang lain, dengan aspek yang sama akan muncul lagi konsep yang berbeda. Dan kita sebagai pemirsa atau pendengar hanya dapat mengatakan bagus atau tidak bagus konsepnya tersebut, karena kita menterjemahkan dengan konsep-konsep yang ada di pikiran kita.

Tingkat keberhasilan siswa dalam menyerap pengetahuan sangat beragam, maka diperlukan alat ukur yang beragam. Peta konsep dapat digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa sebelum guru mengajarkan suatu topik, menolong siswa bagaimana belajar, untuk mengungkapkan konsepsi salah (mikonsepsi) yang ada pada anak, dan sebagai alat evaluasi.

Menurut Dahar dalam Sutowijoyo sebagaimana di kutip oleh Triant peta konsep didasarkan atas tiga prinsip dalam teori kognitif Ausubel, yaitu:

1) Struktur kognitif diatur secara hirarkis dengan konsep-konsep dan proporsi-proporsi dengan konsep-konsep dan proporsi-proporsi yang lebih inklusif, lebih umum, superordinat terhadap konsep-konsep dan proporsi-proporsi yang kurang inklusif dan lebih khusus.

2) konsep-konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi progresif. Prinsip ini menyatakan bahwa belajar bermakna merupakan proses yang kontinyu, dimana konsep-konsep baru memperoleh lebih banyak arti dengan dibentuk lebih banyak kaitankaitan proporsional. Jadi konsep-konsep tidak pernah tuntas dipelajari, tetapi selalu dipelajari, dimodifikasi dan dibuat lebih inklusif.

3) prinsip penyesuaian integratif menyatakan bahwa belajar bermakna akan meningkat bila siswa menyadari akan perlunya kaitan-kaitan baru antara segmen-segmen konsep atau proporsi.

Dalam peta konsep penyesuaian integratif ini diperlihatkan dengan kaitan-kaitan silang antara segmen-segmen konsep. Peta konsep bertujuan untuk memperjelas pemahaman suatu bacaan, sehingga dapat dipakai sebagai alat evaluasi dengan cara meminta siswa untuk membaca peta konsep dan menjelaskan hubungan antara konsep atau dengan konsep yang lain dalam satu peta konsep.

Menurut Tony Buzan manfaat dari concept map adalah
1) Memberi psiswangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas
2) Memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihanpilihan dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada.
3) Mengumpulkan sejumlah besar data di satu tempat
4) Mendorong pemecahan masalah dengan membuat kita melihat jalanjalan terobosan kreatif baru
5) Menyenangkan untuk dilihat, dicerna, dan diingat.


Mind map/ concept map dapat membantu siswa dalam sangat banyak hal. Berikut hanyalah beberapa diantaranya. Mind map dapat membantu siswa untuk :
1) Merencana
2) Berkomunikasi
3) Menjadi lebih kreatif
4) Menghemat waktu
5) Menyelesaikan masalah
6) Memusatkan perhatian
7) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran
8) Mengingat dengan lebih bak
9) Belajar lebih cepat dan efisien
10)Melihat “gambar keseluruhan”
11)Menyelamatkan pohon

Menurut Michael Michalko, dalam buku terlarisnya Cracking Creativity, yang di kutip Tony Buzan mind map/ concept map akan :
1) Mengaktifkan seluruh otak
2) Membereskan akal dari kekusutan mental
3) Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan
4) Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah
5) Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita membandingkannya.
6) Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

Mind map/ concept mamembantu siswa belajar, menyusun, dan menyimpan sebanyak mungkin informasi yang siswa inginkan, dan mengelompokkannya dengan cara yang alami, memberi siswa akses yang sudah dan langsung (ingatan yang sempurna) kepada apa pun yang siswa inginkan.

Mind map/ concept map, setiap potong informasi baru yang kita masukkan ke perpustakaan kita otomatis “dikaitkan” ke semua informasi yang sudah ada di sana. Semakin banyak kaitan ingatan yang melekat pada setiap potong informasi dalam kepala kita, akan semakin mudah kita “mengait keluar” apapun informasi yang kita butuhkan. Dengan Mind Map, semakin banyak kita tahu dan belajar, akan semakin mudah belajar dan mengetahui lebih banyak.


Ciri-Ciri Peta Konsep

Peta konsep sebagai peta pemikiran bagi peserta didik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Peta konsep adalah bentuk dari konsep-konsep atau proposisiproposisi suatu bidang studi agar lebih jelas dan bermakna, misalnya dalam bidang Studi biologi, Fisika, Pendidikan Agama Islam dan lain sebagainya.

2) Peta konsep merupakan suatu gambar yang berbentuk dua dimensi dari suatu bidang studi, atau bagian dari bidang studi yang memperlihat tata hubungan antara konsep-konsep. Disamping itu juga memperlihat bentuk belajar kebermaknaan dibanding dari cara belajar untuk lain dengan tidak memperlihatkan hubungan-hubungan konsep-konsep. Peta konsep memperlihat hubungan konsep antara satu dengan yang lainnya.

3) Setiap konsep memiliki bobot yang berbeda antar satu dengan lainnya, ia dapat berbentuk aliran air, cabang pohon, urutan-urutan kronologis, dan lain sebagainya.

4) Peta konsep berbentuk hirarkis, manakala suatu konsep dibawahnya terdapat beberapa konsep, maka konsep itu akan lebih terurai secara jelas sehingga apapun yang berkaitan dengan konsep tersebut akan timbul, seperti; fungsi, bentuk, contoh, tempat dan sebagainya.

Macam-macam concept map

Menurut Nur sebagaimana di kutip oleh Trianto peta konsep ada empat macam, yaitu pohon jaringan (network tree), rantai kejadian (events chain), peta konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-aba (spider concept map).

1) Pohon jaringan (network tree)
Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata yang lain dituliskan pada aris-garis penghubung. Garis-garis pada peta konsep menunjukkan hubungan antara ide-ide itu. Kata-kata yang ditulis pada harus memberikan hubungan antara konsep-konsep. Pada saat mengkonstruksi suatu pohon jaringan,  tulislah topik itu dan daftarlah konsep-konsep utama yang berkaitan dengan konsep itu. Periksalah daftar dan mulai menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus.

Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu dari konsep utama dan berikan hubungannya pada garis-garis itu. Pohon baringan cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal berikut: (a) menunjukkan sebab akibat, (b) suatu hirarki, (c) prosedur yang bercabang, dan (d) istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan.

2) Rantai kejadian (events chain),
Nur mengemukakan bahwa peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk memberikan suatu urutan kejadian, langkahlangkah dalam suatu prosedur. Atau tahap-tahap dalam suatu proses. Dalam membuat rantai kejadian, pertama-tama temukan satu kejadian yang mengawali rantai itu. Kejadian ini disebut kejadian awal. Kemudian, temukan kejadian berikutnya dalam rantai untuk dan lanjutkan sampai mencapai suatu hasil. Rantai kejadian cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal berikut: (a) memerikan tahap-tahap dari suatu proses, (b) langkah-langkah dalam suatu prosedur linier, dan (c) suatu rutan kejadian.

3) Peta konsep siklus (cycle concept map)
Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil final. Kejadian terakhir pada rantai itu menghubungkan kembali ke kejadian awal. Karena tidak ada hasil dan kejadian terakhir itu menghubungkan kembali ke kejadian awal, siklus itu berulang dengan sendirinya. Peta konsep siklus cocok diterapkan untuk menunjukkan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang.

4) Peta konsep laba-aba (spider concept map).
Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Melakukan curah pendapat ide berangkat dari suatu ide sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide yang bercampur aduk. Banyak dari ide=ide dan ini berkaitan dengan ide sentral itu namun belum tentu jelas hubungannya satu sama lain. Peta konsep laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal berikut: (a) tidak menurut hirarki, (b) kategori yang tidak parallel, dan (c) hasil curah pendapat.

Langkah-Langkah Concept Map

Menurut Arendas sebagaimana di kutip oleh trianto memberikan langkah-langkah dalam membuat peta konsep sebagai berikut:
Langkah 1 Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep. Contoh ekosistem
Langkah 2 Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama. Contoh individu, populasi, komunitas.
Langkah 3 Tempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut.
Langkah 4 Kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.

Cara lain untuk menguatkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap bahan-bahan yang telah dibacakan adalah metode pembelajaran peserta didik terhadap bahan-bahan yang telah dibacanya adalah metode pembelajaran peta konsep. Hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah potongan-potongan kartu-kartu yang bertuliskan konsep-konsep utama

Selanjutnya guru membagikan potongan-potongan kartu yang telah bertuliskan konsep utama kepada para peserta didik. Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba beberapa kali membuat suatu peta yang menggambarkan hubungan antar-konsep. Pastikan peserta didik membuat garis penghubung antar-konsep-konsep tersebut. Disetiap garis penghubung diharapkan peserta didik menulis kata atau kalimat yang menjelaskan hubungan antar-konsep. Kalimat-kalimat yang menjelaskan asumsi yang dibagun peserta didik dalam menjelaskan hubungan antar-konsep.

Kumpulkan hasil pekerjaan peserta didik. Sebagai bahan perbandingan tampilkan satu peta konsep yang siswa buat. Hasil pekerjaan peserta didik yang telah dikumpulkan bahaslah satu persatu. Ajaklah seluruh kelas untuk melakukan koreksi atau evaluasi terhadap peta-peta konsep yang dipresentasikan. Dia akhir pembelajaran ajaklah seluruh kelas merumuskan beberapa kesimpulan terhadap materi yang dipelajari melalui peta konsep tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar