METODE
CONCEPT MAP
Pengertian
Metode Concept Map
Mind
map/concept map adalah
cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan
mengambil informasi ke luar dari otak. Mind Map adalah cara
mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan”
pikiran-pikiran kita. Mind map juga sangat sederhana.
Adapun
yang dimaksud peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang
mengidentifikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan pada
konsep-konsep lainnya pada kategori yang sama. Agar pemahaman terhadap peta
konsep lebih jelas, maka Dahar (1989) yang dikutip oleh Trianto, mengemukakan
ciri-ciri peta konsep sebagai berikut:
1)
Peta konsep atau pemetaan konsep adalah suatu cara untuk memperlihatkan
konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu bidang
studi fisika, kimia, biologi, matematika. Dengan menggunakan peta konsep, siswa
dapat melihat bidang studi itu lebih jelas dan mempelajari bidang studi itu lebih
bermakna.
2)
Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi, atau
suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang dapat memperlihatkan
hubungan-hubungan proporsional nyata konsep-konsep.
3)
Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama. Ini berarti ada konsep yang lebih
inklusif dari pada konsep-konsep yang lain.
4)
Bila dua atau lebih konsep digambarkan dibawah suatu konsep yang lebih
inklusif, terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep tersebut.
Tujuan
dan Manfaat Concept Map
Secara
umum keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari efisiensi,
keefektifan, relevansi dan produktivitas proses belajar mengajar dalam mencapai
tujuan-tujuan pengajaran. Efisiensi berkenaan dengan usaha yang relatif kecil
dengan hasil yang optimal. Keefektifan berkenaan dengan jalan, upaya, teknik
dan strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan secara cepat dan tepat.
Relevansi berkenaan dengan kesesuaian antara apa yang dilaksanakan dengan apa
yang seharusnya dilaksanakan. Produktivitas berkenaan dengan pencapaian hasil
baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Peta
konsep yang dikembangkan oleh seseorang akan tidak sama dengan peta konsep yang
dikembangkan oleh orang lain, sebab dalam fikiran seseorang akan banyak
konsep-konsep, dan konsep-konsep itu yang akan kita tuangkan secara individu.
Neisser menjelaskan mekanisme proses perkembangan “kamus mental”. Komponen yang
menentukan dalam proses ini adalah skemata seseorang. Skemata dikatakan sebagai
“pengantisipasi” karena ia dipersiapkan menerima informasi dan mengolah
informasi yang ada seperti konsep-konsep yang terdapat dalam fikiran seseorang.
Skemata akan berubah manakala mendapat informasi baru, dan informasi itu
merupakan bagian dari skemata. Manakala kita melihat dialog di TV banyak sekali
konsep- konsep yang lahir dari pemikiran seseorang, akan tetapi kala kita simak
dialog yang lain, dengan aspek yang sama akan muncul lagi konsep yang berbeda.
Dan kita sebagai pemirsa atau pendengar hanya dapat mengatakan bagus atau tidak
bagus konsepnya tersebut, karena kita menterjemahkan dengan konsep-konsep yang
ada di pikiran kita.
Tingkat
keberhasilan siswa dalam menyerap pengetahuan sangat beragam, maka diperlukan
alat ukur yang beragam. Peta konsep dapat digunakan untuk mengetahui pengetahuan
siswa sebelum guru mengajarkan suatu topik, menolong siswa bagaimana belajar,
untuk mengungkapkan konsepsi salah (mikonsepsi) yang ada pada anak, dan sebagai
alat evaluasi.
Menurut
Dahar dalam Sutowijoyo sebagaimana di kutip oleh Triant peta konsep didasarkan
atas tiga prinsip dalam teori kognitif Ausubel, yaitu:
1)
Struktur kognitif diatur secara hirarkis dengan konsep-konsep dan
proporsi-proporsi dengan konsep-konsep dan proporsi-proporsi yang lebih
inklusif, lebih umum, superordinat terhadap konsep-konsep dan proporsi-proporsi
yang kurang inklusif dan lebih khusus.
2)
konsep-konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi progresif. Prinsip
ini menyatakan bahwa belajar bermakna merupakan proses yang kontinyu, dimana
konsep-konsep baru memperoleh lebih banyak arti dengan dibentuk lebih banyak
kaitankaitan proporsional. Jadi konsep-konsep tidak pernah tuntas dipelajari,
tetapi selalu dipelajari, dimodifikasi dan dibuat lebih inklusif.
3)
prinsip penyesuaian integratif menyatakan bahwa belajar bermakna akan meningkat
bila siswa menyadari akan perlunya kaitan-kaitan baru antara segmen-segmen
konsep atau proporsi.
Dalam
peta konsep penyesuaian integratif ini diperlihatkan dengan kaitan-kaitan
silang antara segmen-segmen konsep. Peta konsep bertujuan untuk memperjelas
pemahaman suatu bacaan, sehingga dapat dipakai sebagai alat evaluasi dengan
cara meminta siswa untuk membaca peta konsep dan menjelaskan hubungan antara
konsep atau dengan konsep yang lain dalam satu peta konsep.
Menurut
Tony Buzan manfaat dari concept map adalah
1)
Memberi psiswangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas
2)
Memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihanpilihan dan mengetahui
kemana kita akan pergi dan dimana kita berada.
3)
Mengumpulkan sejumlah besar data di satu tempat
4)
Mendorong pemecahan masalah dengan membuat kita melihat jalanjalan terobosan
kreatif baru
5)
Menyenangkan untuk dilihat, dicerna, dan diingat.
Mind
map/ concept map dapat membantu siswa dalam sangat banyak hal. Berikut
hanyalah beberapa diantaranya. Mind map dapat membantu siswa untuk :
1)
Merencana
2)
Berkomunikasi
3)
Menjadi lebih kreatif
4)
Menghemat waktu
5)
Menyelesaikan masalah
6)
Memusatkan perhatian
7)
Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran
8)
Mengingat dengan lebih bak
9)
Belajar lebih cepat dan efisien
10)Melihat
“gambar keseluruhan”
11)Menyelamatkan
pohon
Menurut
Michael Michalko, dalam buku terlarisnya Cracking Creativity, yang di
kutip Tony Buzan mind map/ concept map akan :
1)
Mengaktifkan seluruh otak
2)
Membereskan akal dari kekusutan mental
3)
Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan
4)
Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling
terpisah
5)
Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita membandingkannya.
6)
Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu
mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka
panjang.
Mind
map/
concept mamembantu siswa belajar, menyusun, dan menyimpan sebanyak
mungkin informasi yang siswa inginkan, dan mengelompokkannya dengan cara yang
alami, memberi siswa akses yang sudah dan langsung (ingatan yang sempurna)
kepada apa pun yang siswa inginkan.
Mind
map/
concept map, setiap potong informasi baru yang kita masukkan ke perpustakaan
kita otomatis “dikaitkan” ke semua informasi yang sudah ada di sana. Semakin
banyak kaitan ingatan yang melekat pada setiap potong informasi dalam kepala
kita, akan semakin mudah kita “mengait keluar” apapun informasi yang kita
butuhkan. Dengan Mind Map, semakin banyak kita tahu dan belajar, akan semakin
mudah belajar dan mengetahui lebih banyak.
Ciri-Ciri
Peta Konsep
Peta
konsep sebagai peta pemikiran bagi peserta didik mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1)
Peta konsep adalah bentuk dari konsep-konsep atau proposisiproposisi suatu
bidang studi agar lebih jelas dan bermakna, misalnya dalam bidang Studi
biologi, Fisika, Pendidikan Agama Islam dan lain sebagainya.
2)
Peta konsep merupakan suatu gambar yang berbentuk dua dimensi dari suatu bidang
studi, atau bagian dari bidang studi yang memperlihat tata hubungan antara
konsep-konsep. Disamping itu juga memperlihat bentuk belajar kebermaknaan
dibanding dari cara belajar untuk lain dengan tidak memperlihatkan
hubungan-hubungan konsep-konsep. Peta konsep memperlihat hubungan konsep antara
satu dengan yang lainnya.
3)
Setiap konsep memiliki bobot yang berbeda antar satu dengan lainnya, ia dapat
berbentuk aliran air, cabang pohon, urutan-urutan kronologis, dan lain
sebagainya.
4)
Peta konsep berbentuk hirarkis, manakala suatu konsep dibawahnya terdapat
beberapa konsep, maka konsep itu akan lebih terurai secara jelas sehingga
apapun yang berkaitan dengan konsep tersebut akan timbul, seperti; fungsi,
bentuk, contoh, tempat dan sebagainya.
Macam-macam
concept map
Menurut
Nur sebagaimana di kutip oleh Trianto peta konsep ada empat macam, yaitu pohon
jaringan (network tree), rantai kejadian (events chain), peta
konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-aba (spider concept
map).
1)
Pohon jaringan (network tree)
Ide-ide
pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata yang lain dituliskan
pada aris-garis penghubung. Garis-garis pada peta konsep menunjukkan hubungan
antara ide-ide itu. Kata-kata yang ditulis pada harus memberikan hubungan
antara konsep-konsep. Pada saat mengkonstruksi suatu pohon jaringan, tulislah topik itu dan daftarlah
konsep-konsep utama yang berkaitan dengan konsep itu. Periksalah daftar dan
mulai menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke
khusus.
Cabangkan
konsep-konsep yang berkaitan itu dari konsep utama dan berikan hubungannya pada
garis-garis itu. Pohon baringan cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal
berikut: (a) menunjukkan sebab akibat, (b) suatu hirarki, (c) prosedur yang
bercabang, dan (d) istilah-istilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk
menjelaskan hubungan-hubungan.
2)
Rantai kejadian (events chain),
Nur
mengemukakan bahwa peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk memberikan
suatu urutan kejadian, langkahlangkah dalam suatu prosedur. Atau tahap-tahap
dalam suatu proses. Dalam membuat rantai kejadian, pertama-tama temukan satu kejadian
yang mengawali rantai itu. Kejadian ini disebut kejadian awal. Kemudian,
temukan kejadian berikutnya dalam rantai untuk dan lanjutkan sampai mencapai
suatu hasil. Rantai kejadian cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal
berikut: (a) memerikan tahap-tahap dari suatu proses, (b) langkah-langkah dalam
suatu prosedur linier, dan (c) suatu rutan kejadian.
3)
Peta konsep siklus (cycle concept map)
Dalam
peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil final.
Kejadian terakhir pada rantai itu menghubungkan kembali ke kejadian awal.
Karena tidak ada hasil dan kejadian terakhir itu menghubungkan kembali ke
kejadian awal, siklus itu berulang dengan sendirinya. Peta konsep siklus cocok diterapkan
untuk menunjukkan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi
untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang.
4)
Peta konsep laba-aba (spider concept map).
Peta
konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Melakukan curah pendapat
ide berangkat dari suatu ide sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah besar
ide yang bercampur aduk. Banyak dari ide=ide dan ini berkaitan dengan ide
sentral itu namun belum tentu jelas hubungannya satu sama lain. Peta konsep laba-laba
cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal berikut: (a) tidak menurut
hirarki, (b) kategori yang tidak parallel, dan (c) hasil curah pendapat.
Langkah-Langkah
Concept Map
Menurut
Arendas sebagaimana di kutip oleh trianto memberikan langkah-langkah dalam
membuat peta konsep sebagai berikut:
Langkah
1 Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep.
Contoh ekosistem
Langkah
2 Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide
utama. Contoh individu, populasi, komunitas.
Langkah
3 Tempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut.
Langkah
4 Kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual
menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
Cara
lain untuk menguatkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap
bahan-bahan yang telah dibacakan adalah metode pembelajaran peserta didik
terhadap bahan-bahan yang telah dibacanya adalah metode pembelajaran peta
konsep. Hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah potongan-potongan kartu-kartu
yang bertuliskan konsep-konsep utama
Selanjutnya
guru membagikan potongan-potongan kartu yang telah bertuliskan konsep utama
kepada para peserta didik. Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mencoba beberapa kali membuat suatu peta yang menggambarkan hubungan
antar-konsep. Pastikan peserta didik membuat garis penghubung
antar-konsep-konsep tersebut. Disetiap garis penghubung diharapkan peserta
didik menulis kata atau kalimat yang menjelaskan hubungan antar-konsep.
Kalimat-kalimat yang menjelaskan asumsi yang dibagun peserta didik dalam menjelaskan
hubungan antar-konsep.
Kumpulkan
hasil pekerjaan peserta didik. Sebagai bahan perbandingan tampilkan satu peta
konsep yang siswa buat. Hasil pekerjaan peserta didik yang telah dikumpulkan
bahaslah satu persatu. Ajaklah seluruh kelas untuk melakukan koreksi atau
evaluasi terhadap peta-peta konsep yang dipresentasikan. Dia akhir pembelajaran
ajaklah seluruh kelas merumuskan beberapa kesimpulan terhadap materi yang dipelajari
melalui peta konsep tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar